Kunci wirid bismillah terletak pada istqomah dalam membacanya. Karena Bismillah adalah kalimat basmalah yang sering diucapkan oleh umat Islam sebelum memulai sebuah aktivitas atau tindakan. Biasanya, bismillahirrahmanirrahim diucapkan sebelum membaca Al-Quran, makan, minum, dan melakukan kegiatan lainnya.
Dalam Islam, wirid merupakan amalan membaca dzikir atau doa tertentu dengan tujuan mendapatkan berkah dan rahmat dari Allah SWT. Ada beberapa amalan wirid yang dianggap sangat bermanfaat oleh para ulama, salah satunya adalah membaca bismillahirrahmanirrahim secara berulang-ulang.
Para ulama sepakat bahwa membaca bismillahirrahmanirrahim secara berulang-ulang dapat memberikan banyak manfaat bagi umat Islam, antara lain:
- Meningkatkan keimanan dan kecintaan kepada Allah SWT.
- Menenangkan hati dan pikiran, sehingga seseorang dapat lebih fokus dan konsentrasi dalam melakukan aktivitas.
- Mendatangkan berkah dan keberkahan dalam kegiatan yang dilakukan.
- Memperoleh perlindungan dari gangguan dan kejahatan syaitan.
Namun, para ulama juga menekankan bahwa wirid bismillah tidak boleh dijadikan sebagai pengganti ibadah lainnya, seperti shalat, puasa, dan zakat. Wirid hanyalah sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan berkah-Nya.
Selain itu, para ulama juga menekankan pentingnya mengamalkan wirid dengan niat yang ikhlas, tulus, dan tanpa pamrih. Dalam Islam, amal yang dikerjakan dengan niat yang tulus dan ikhlas akan lebih mudah diterima dan mendapatkan berkah dari Allah SWT.
Bismillah Sebagai Ayat dalam Al Quran
Bismillah merupakan kalimat pembuka atau basmalah yang sering kita dengar sebelum membaca surah dalam Al-Quran. Bismillah sendiri berasal dari bahasa Arab, dan terdiri dari kata bismi, yang berarti “dengan nama” dan Allah, yang merujuk kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Meskipun Bismillah dianggap sebagai kalimat pembuka, dalam beberapa riwayat hadis, terdapat pandangan bahwa Bismillah adalah bagian dari beberapa surah dalam Al-Quran. Di antaranya adalah Surat Al-Fatihah dan Surat An-Naml.
Dalam Surat Al-Fatihah, Bismillah dianggap sebagai ayat pertama, dengan tulisan dalam huruf besar, yang kemudian diikuti dengan enam ayat berikutnya. Surat Al-Fatihah sendiri adalah surat yang sangat penting dalam Al-Quran, di mana setiap Muslim diwajibkan untuk membacanya dalam setiap salat lima waktu.
Sementara itu, dalam Surat An-Naml, Bismillah dianggap sebagai bagian dari ayat ke-30, yang berisi tentang surat yang berasal dari Nabi Sulaiman AS. Ayat tersebut menyatakan bahwa surat itu dari Nabi Sulaiman AS, dan isi surat tersebut adalah (QS. An-Naml [27] 30)
إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
“Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan Sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
Namun, terlepas dari apakah Bismillah dianggap sebagai ayat atau bukan, penting untuk memahami makna dan arti dari kalimat pembuka tersebut. Bismillah mengandung doa dan permohonan untuk mendapatkan rahmat dan kasih sayang dari Tuhan Yang Maha Esa dalam setiap langkah yang kita ambil dalam hidup kita.
Hal ini menjadi sangat penting dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab kepada Sang Pencipta.
Hadis yang Berkaitan dengan Bismillah

Bismillah adalah frasa pembuka dalam bahasa Arab yang artinya “dengan nama Allah”. Dalam tradisi Islam, frasa ini sangat penting dan sering diucapkan sebelum melakukan suatu aktivitas, seperti membaca Al-Quran, makan, minum, atau melakukan tindakan lainnya.
Beberapa hadis terkait penggunaan bismillah antara lain:
Hadis Dari Abu Hurairah
1. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Setiap perkara yang tidak diawali dengan bismillah, maka ia terputus (tidak diberkahi).” (HR. Tirmidzi)
Hadis yang disampaikan oleh Abu Hurairah ini merupakan sebuah hadis qudsi, yaitu hadis yang berisi ucapan Allah SWT yang disampaikan melalui Nabi Muhammad SAW. Hadis tersebut menyatakan bahwa setiap perkara atau tindakan yang tidak diawali dengan menyebut nama Allah, yaitu bismillah, maka perkara tersebut akan terputus atau tidak diberkahi oleh Allah SWT.
Hadis Dari Umar bin Khattab
2. Dari Umar bin Khattab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika kalian masuk ke dalam rumah, ucapkanlah salam, jika kalian ingin makan, ucapkanlah bismillah dan jika kalian ingin pergi tidur, maka matikanlah lampu.” (HR. Tirmidzi)
Hadis yang disampaikan oleh Umar bin Khattab ini merupakan salah satu hadis yang berbicara mengenai adab-adab sehari-hari dalam Islam. Hadis tersebut memberikan tuntunan mengenai tiga hal yang harus dilakukan saat memasuki rumah, saat ingin makan, dan saat ingin tidur.
- Pertama, saat memasuki rumah, seorang muslim disarankan untuk mengucapkan salam. Salam adalah ucapan yang mengandung makna perdamaian dan keselamatan, serta menunjukkan kebaikan hati dan keinginan untuk berdamai dengan orang lain. Dengan mengucapkan salam saat memasuki rumah, seorang muslim dapat menciptakan atmosfer kebersamaan dan kerukunan dalam keluarga atau lingkungan tempat tinggalnya.
- Kedua, saat ingin makan, seorang muslim disarankan untuk mengucapkan bismillah. Bismillah adalah ucapan yang mengandung makna permohonan dan pengakuan atas kekuasaan Allah SWT. Dengan mengucapkan bismillah, seorang muslim mengakui bahwa makanan yang akan dikonsumsinya berasal dari karunia Allah SWT, dan berharap agar makanan tersebut dapat memberikan manfaat dan kesehatan bagi tubuhnya.
- Ketiga, saat ingin tidur, seorang muslim disarankan untuk mematikan lampu. Hal ini memiliki makna untuk menjaga lingkungan sekitar agar tidak terganggu oleh cahaya lampu yang dapat mengganggu istirahat dan tidur yang nyaman. Selain itu, mematikan lampu juga dapat membantu menghemat energi dan mengurangi penggunaan listrik yang berlebihan.
Para ulama menekankan pentingnya menjalankan adab-adab sehari-hari seperti yang dianjurkan dalam hadis ini sebagai bagian dari praktik keagamaan dan kebaikan budi pekerti. Dengan melaksanakan adab-adab tersebut, seorang muslim dapat membentuk karakter yang baik, menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama, serta menunjukkan penghormatan dan rasa syukur atas nikmat-nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
Hadis Dari Abu Sa’id Al-Khudri
3. Dari Abu Sa’id Al-Khudri, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang memulai sesuatu dengan bismillah, maka ia akan diberkahi.” (HR. Abu Daud)
Hadis yang disampaikan oleh Abu Sa’id Al-Khudri ini merupakan hadis yang berbicara mengenai keutamaan dan manfaat dari mengawali segala sesuatu dengan bismillah.
Bismillah merupakan ucapan basmalah yang artinya “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”. Ucapan ini merupakan doa yang memohon berkah dan pertolongan dari Allah SWT dalam segala hal yang dilakukan oleh seorang muslim.
Dalam hadis ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa barangsiapa yang memulai segala sesuatu dengan bismillah, maka ia akan diberkahi oleh Allah SWT. Artinya, keberkahan dan pertolongan dari Allah SWT akan senantiasa mengiringi setiap langkah dan tindakan yang diawali dengan ucapan bismillah.
Para ulama menekankan pentingnya mengawali setiap kegiatan dan tindakan dengan bismillah sebagai bentuk pengakuan atas kekuasaan dan kemuliaan Allah SWT serta sebagai sarana untuk memohon berkah dan pertolongan dari-Nya. Dalam kehidupan sehari-hari, kebiasaan mengucapkan bismillah sebelum melakukan segala sesuatu dapat membantu seorang muslim untuk menjalankan tugas dan aktivitas dengan baik, memberikan ketenangan, dan menjaga agar segala sesuatu dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan kesadaran akan kehadiran Allah SWT dalam setiap langkahnya.
Dari hadis-hadis tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan bismillah sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan mengucapkan bismillah sebelum melakukan suatu aktivitas, kita diharapkan dapat mendapatkan berkah dari Allah dan menjaga diri dari perbuatan yang tidak diridhai-Nya.
Pendapat Ulama Tentang Bismillah
Dalam agama Islam, pengucapan Bismillah sebelum melakukan suatu aktivitas dianjurkan, bahkan dianggap sebagai suatu ibadah yang bisa mendatangkan berkah dan rahmat dari Allah SWT. Berikut beberapa pendapat ulama mengenai Bismillah:
Pendapat Imam Al-Ghazali
1. Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa pengucapan Bismillah sebelum melakukan aktivitas adalah suatu tanda pengakuan atas kekuasaan Allah SWT sebagai Pencipta dan Pengatur alam semesta. Dengan mengucapkan Bismillah, kita diharapkan dapat mengingat bahwa segala sesuatu berasal dari Allah SWT dan kita sebagai manusia hanyalah sebagai hamba-Nya yang harus patuh dan tunduk kepada-Nya.
Pendapat Imam Nawawi
2. Imam Nawawi berpendapat bahwa Bismillah merupakan salah satu doa terbaik untuk memohon perlindungan dan pertolongan Allah SWT dalam setiap aktivitas yang kita lakukan. Dengan mengucapkan Bismillah, kita berharap mendapatkan perlindungan dari segala macam bahaya dan kesulitan yang mungkin terjadi saat kita melakukan aktivitas.
Pendapat Ibnu Abbas
3. Ibnu Abbas berpendapat bahwa pengucapan Bismillah sebelum makan dapat menjaga kita dari tindakan yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam, seperti makan dengan rakus, mengambil makanan yang tidak halal, atau membuang-buang makanan.
Pendapat Syekh Abdul Qadir Jaelani
4. Syekh Abdul Qadir Jaelani berpendapat bahwa Bismillah juga dapat membantu kita untuk meningkatkan konsentrasi saat melakukan aktivitas, sehingga kita dapat memperoleh hasil yang lebih baik.
Dalam kesimpulannya, banyak pendapat ulama yang menekankan pentingnya pengucapan Bismillah sebelum melakukan suatu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, baik itu dalam hal makan, minum, membaca Al-Quran, atau melakukan tindakan lainnya. Dengan mengucapkan Bismillah, kita diharapkan dapat membantu kita untuk menjaga diri dari perbuatan yang tidak diridhai Allah SWT serta mendapatkan keberkahan dan rahmat dari-Nya.
Pendapat Tentang Menulis Bismillah Di Awal Tahun

Pendapat yang diungkapkan oleh Syekh Abdul Hamid Kudus dalam kitabnya “Kanzu Al-Najah Wa Al-Surur Fi Al-Ad’iyyah Allaty Tasyrah Al-Shudur” adalah bahwa menulis kalimat Bismillah pada awal Muharram akan membawa keberkahan dan keselamatan bagi orang yang melakukannya dan keluarganya. Menurut Syekh Abdul Hamid, menulis Bismillah sebanyak 113 kali pada awal Muharram akan mencegah seseorang dan keluarganya dari kesulitan dan masalah sepanjang hidup mereka. Selain itu, jika seseorang yang melakukannya bertemu dengan hakim yang zalim, ia akan terlindungi dari kejahatan atau perlakuan yang tidak adil dari hakim tersebut.
Syekh Abdul Hamid menjelaskan beberapa cara untuk menulis kalimat Bismillah sebanyak 113 kali tersebut. Pertama, menulis Bismillahirrahmanirrahim di atas kertas menggunakan bahasa Arab. Kedua, menulis Bismillah tersebut dimulai setelah maghrib atau muncul hilal pada Muharram dan berakhir pada azan besok malam. Ketiga, menulis Bismillah dalam keadaan suci, seperti setelah berwudhu atau mandi besar. Keempat, menulis Bismillah sambil menghadap kiblat. Kelima, menutup aurat. Dan ketujuh, tidak berbicara saat menulis Bismillah.
Siapa Syekh Abdul Hamid?
Ia memiliki nama lengkap Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Ali Kudus bin Abdul Qadir al-Khathib bin Abdullah bin Mujir Kudus. Ia lahir di Makkah pada 1277 H/1860 M. Namun, ada juga yang menyebutkan lahir pada 1280 H/1863 M.
Syekh Abdul Hamid Kudus tergolong ulama yang prolifik di masanya. Tercatat ada dua belas karya yang ditemukan dan beberapa yang hilang.
Selain Kanzun al-Najah wa al-Surur, ada kitab lain karya Syekh Abdul Hamid yang banyak dikaji di berbagai pondok pesantren, yaitu Lataif al-Isharat Sharh Tashil al-Turuqat li Nadhm Waraqat dalam bidang kajian ushul fikih.
Kesimpulan
Bismillah adalah kalimat pembukaan dalam Al-Quran yang sangat penting dan memiliki keutamaan-keutamaan yang diakui oleh para ulama Islam. Banyak hadis dan ayat yang menyebutkan keutamaan dari bismillah, seperti memberikan berkah dalam setiap perbuatan, melindungi dari gangguan syaitan, dan sebagainya. Beberapa ulama bahkan menyarankan untuk membaca atau menuliskan bismillah dalam berbagai situasi seperti memulai makan atau minum, memasuki rumah, dan lain sebagainya.
Namun, ada juga praktik-praktik yang dianggap kurang tepat dalam memperlakukan bismillah, seperti menganggap bismillah sebagai doa yang bisa dijadikan wirid tanpa dasar hadis yang jelas. Selain itu, ada juga pandangan yang berbeda tentang praktik menulis bismillah sebanyak 113 kali pada awal tahun Muharram, yang dianggap oleh beberapa ulama sebagai amalan bid’ah yang tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam.
Secara keseluruhan, bismillah adalah kalimat pembukaan yang sangat penting dan harus dihormati oleh setiap muslim dalam kehidupan sehari-hari. Namun, praktik-praktik yang dilakukan terkait bismillah haruslah sesuai dengan dasar-dasar ajaran Islam dan tidak melanggar prinsip-prinsip dasar dalam agama.